“ SEJARAH “
“ PERLAWANAN DIBERBAGAI NEGARA DIINDONESIA DALAM PERTENTANGAN DOMINASI ASING “
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
JULY ASTRI MELIAKHI GLORYA
FOLLOW : @JULYGLORYA
KELAS X.1 MIA
|
NO
|
DAERAH
PERLAWANAN
|
TOKOH
|
TAHUN
|
LATARBELAKANG
PERLAWANAN
|
TAKTIK
/ STRATEGI YANG DIPAKAI
|
|
INDONESIA
|
BELANDA
|
|||||
1.
|
ACEH
|
Belanda :
» MAYOR JENDRAL J.H.R KOHLER
Aceh :
» TEUKU UMAR
» CUT NYAK DIEN
|
1873 -1914
|
Aceh memiliki kedudukan strategis
sebagai pusat perdagangan aceh yang banyak menghasilkan lada dan tambang
serta hasil hutan. Oleh karena itu, belanda berambisi untuk mendudukinya.
Sebaliknya orang – orang aceh berambisi ingin tetap mempertahankan
kedaulatannya. Sampai 1871, aceh masih mempunyai kebebasan sebagai kerajaan yang
merdeka. Situasi mulai berubah dengan adanya TRAKTAT SUMATRA ( yang
ditandatangani inggris dan belada pada tanggal 2 november 1871 ). Isi Traktat
Sumatra “ pemberian kebebasan bagi belanda untuk memperluas daerah kekuasaan
di Sumatra, termasuk Aceh. Karena aceh merasa terancam, Aceh berusaha
memperkuat diri dengan mengadakan hubungan dengan Turki, Konsul Italia,
bahkan engan Konsul Amerika Serikat di Singapura. Tindakan ini sangat
mengkhawatirkan belanda karena belanda tidak ingin adanya campur tangan dari
luar. Belanda memberikan ultimatum, namun Aceh tidak menghiraukannya. Pada 26
maret 1873 Belanda memaklumkan perang.
|
Ketika pihak utusan Aceh yang dikirim
ke Turki, yaitu Habib Abrurrachman tiba kembali ke Aceh tahun 1879 maka
kegiatan penyerangan ke pos – pos Belanda diperhebat. Habib Abdurracham
bersama Teuku Cik Di Tiro dan Imam
Lueng Bata mengatur taktik penyerangan guna mengacaukan dan memperlemah pos –
pos Belanda.
|
Pihak Belanda berusaha mengetahui
rahasia kekuatan Aceh terutama yang menyangkut kehidupan sosial budayanya.
Oleh karena itu, pemerintah Belanda mengirim Dr. Snouck Hurgronye / seorang
ahli tentang islam. Untuk meneliti soal sosial budaya masyarakat Aceh dengan
menyamar sebagai ulama dengan nama Abdul Gafur dan dia berhasil masuk Aceh.
|
NO
|
DAERAH
PERLAWANAN
|
TOKOH
|
TAHUN
|
LATARBELAKANG
PERLAWANAN
|
TAKTIK
/ STRATEGI YANG DIPAKAI
|
|
INDONESIA
|
BELANDA
|
|||||
2.
|
SUMATERA
|
Sumatra :
» Haji Miaskin
» Haji Sumanik
» Haji Piobang
» Malin
Basa ( Imam Bonjol )
» Tuanku Mesiangan» Tuanku
Nan Renceh
» Datok Bandaharo
Belanda :
» Letkol A.F. Raaff
» Kolonel de Stuer
» Mac. Gillavry
» Elout
|
1821 - 1838
|
Dilatar belakangi konflik antara kaum agama dan tokoh – tokoh adat
Sumatera Barat. Kaum agama (Pembaru/Paderi) berusaha untuk mengajarkan Islam
kepada warga sambil menghapus adat istiadat yang bertentangan dengan Islam,
yang bertujuan untuk memurnikan Islam di wilayah Sumatra Barat serta
menentang aspek – aspek budaya yang bertentangan dengan aqidah Islam.
Tujuan ini tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya karena kaum adat yang tidak ingin kehilangan kedudukannya, serta adat istiadatnya menentang ajaran kaum Paderi, perbedaan pandangan ini menyebabkan perang saudara serta mengundang kekuatan Inggris dan Belanda.
sebab –sebab pertentangan kaum
padri dengan kaum adat :
Kaum Adat adalah kelompok masyarakat yang walaupun
telah memeluk agama islam namun masih teguh memegang adat dan
kebiasaan-kebiasaan lama yang bertentangan dengan ajaran Islam.
|
|
Tindakan yang dilakukan
Belanda adalah mendatangkan pasukan dipimpin oleh Letnan Kolonel Elout
kemudian Mayor Michaels dengan tugas pokok menundukkan Kaum Padri.
Pada tanggal 25 Oktober 1833 Belanda
menawarkan siasat perdamaian dengan mengeluarkan Plakat Panjang yang isinya
sebagai berikut:
1. Belanda ingin menghentikan perang
2. Tidak akan mencampuri urusan dalam
negeri Minangkabau
3. Tidak akan menarik cukai dan
iuran-iuran.
4. Masalah kopi, lada dan garam akan
ditertibkan.
Imam Bonjol tetap
waspada dengan siasat Belanda itu. Setelah tahun 1834 terjadi lagi serangan
sasaran utama serangan Belanda adalah benteng Bonjol.
|
NO
|
DAERAH
PERLAWANAN
|
TOKOH
|
TAHUN
|
LATARBELAKANG
PERLAWANAN
|
TAKTIK
/ STRATEGI YANG DIPAKAI
|
|
INDONESIA
|
BELANDA
|
|||||
3.
|
JAWA TENGAH
|
Jawa Tengah :
» pangeran
Diponegoro “ Raden Mas Ontowiryono “
»
Pangeran Suryamataram
» Ario Prangwadono
Belanda :
» Jendral de Kock
|
|
Sebab – sebab umum :
1.Kekuasaan
Raja Mataram semakin kecil dan kewibawaannya mulai merosot.
2. Kaum
bangsawan merasa di kurangi penghasilannya, karena daerah-daerah yang dulu
dibagi-bagikan kepada para bangsawan, kini ambil oleh pemerintah belanda.
3. Rakyat
yang mempunyai beban seperti kerja rodi, pajak tanah dan sebagainya merasa
tertindas.
Sebab –
sebab khusus :
Perang Diponegor
adalah pembuatan jalan yang melalui makam leluhur pangeran dipenogoro di
tegal rejo.
Sebab – sebab perlawanan Diponegoro :
1.Adanya kekecewaan dan kebencian kerabat
istana terhadap tindakan Belanda yang makin intensif mencampuri urusan
keratin melalui Patih Danurejo ( kaki tangan Belanda )
2.Adanya kebencian rakyat pada umumnya dan para
petani khususnya akibat tekanan pajak yang sangat memberatkan.
3. Adanya kekecewaan di kalangan para
bangsawan, karena hak – haknya banyak yang dikurangi.
|
Setelah pertempuran di Tegalrejo,
Pangeran Diponegoro dan pasukannya menyingkir ke Dekso. Di daerah Plered,
pasukan Diponegoro dipimpin oleh Kertapengalasan yang memiliki kemampuan yang
cukup kuat.
Kabar mengenai pecahnya perang melawan
Belanda segera meluas ke berbagai daerah. Dengan dikumandangkannya perang
sabil, di Surakarta oleh Kiai Mojo, di Kedu oleh Kiai Hasan Besari, dan di
daerah – daerah lain maka pada pertempuran – pertempuran tahun 1825 – 1826
pasukan belanda banyak terpukul dan terdesak.
|
Usaha dan tipu daya Belanda dalam
mematahkan perlawanan :
1.Siasat benteng stelsel, yang
dilakukan oleh Jenderal de Kock mulai tahun 1827
2. siasat bujukan agar perlawanan
menjadi reda.
3. siasat pemberian hadiah sebesar
20.000,- ringgit kepada siapa saja yang dapat menangkap Pangeran Diponegoro.
4. siasat tipu muslihat, yaitu ajakan
berunding dengan Pangeran Diponegoro dan akhirnya ditangkap.
Dengan berbagai tipu daya, akhirnya
satu per satu pemimpin perlawanan tertangkap dan menyerah, antara lain
Pangeran Suryamataram dan Ario Prangwardono ( tertangkap 19 januari 1827 ),
Pangeran Serang, dan Notoprodjo ( menyerah 21 juni 1827 ), dan lainya.
|
NO
|
DAERAH
PERLAWANAN
|
TOKOH
|
TAHUN
|
LATARBELAKANG
PERLAWANAN
|
TAKTIK
/ STRATEGI YANG DIPAKAI
|
|
INDONESIA
|
BELANDA
|
|||||
4.
|
BALI
|
Belanda :
» Mayor Jendral Van de Wijck
» Van Swieten
» La Bron de Vexela
»
Bali :
» I
Gusti Ngurah Made Karang Asem
» patih I Gusti Ketut Jelantik
» I Nyoman Gempol
» Ida Made Rai
» Jero Jempiring ( istrinya I Gusti Ketut
Jelantik )
|
1846 - 1905
|
Adanya hak tawan karang yang dimiliki raja-raja
terdampar di perairan wilayah kerajaan tersebut. Antara belanda dengan pihak
kerajaan buleleng yaitu Raja I Gusti Ngurah Made Karang Asem beserta patih I
gusti Ketut Jelantik telah ada perjanjian pada tahun 1845 isinya pihak
kerajaan akan membantu Belanda jika kapalnya terdampar di daerah Buleleng
namun perjanjian itu tidak bisa berjalan dengan semestinya.
Karena perang dijiwai oleh semangat PUPUTAN
yaitu perang habis-habisan. Bagi masyarakat Bali , Puputan dilakukan dengan
Prinsip :
a.
1. Nyawa seorang Ksatria berada diujung senjata kematian di medan
pertempuran merupakan kehormatan
b.
c.
2. Dalam mempertahankan
kehormatan bangsa dan Negara maupun keluarga tidak dikenal istilah
menyerah kepada musuh.
d.
3. Menurut ajaran agama hindu , orang yang mati dalam peperangan rohnya
akan masuk Surga.
|
Perlawan bali tidaklah padam. Pada
tahun 1858, I Nyoman Gempol mengangkat senjata melawan Belanda, namun
berhasil dipukul mundur. Pada tahun 1868 terjadi lagi perlawanan bali
terhadap belanda di bawah pimpinan Ida Made Rai, ini pun juga mengalami
kegagalan. Perlawanan Bali tetap berlanjut sampai pada awal abad ke-20 ( 1905
).
|
Peistiwa inilah yang dijadikan dalil
oleh Belanda. Belanda berusaha memaksa kehendaknya untuk menghapus hak tawan karang. pertama-tama Belanda memanfaatkan hak tersebut dengan
sengaja membiarkan kerjaan Buleleng menawangkarangi sebuah
kapal di Prancak (daerah Jembara) yang saat itu berada dibawah kekuasaan
Kerajaan Buleleng. Peristiwa inilah yang dijadikan dalil oleh Belanda untuk
menyerang Pulau Bali pada tahun 1848. Karena Belanda menganggap bahwa
kerajaan Buleleng adalah kerajaan terkuat. pertama mengalami kegagalan
dipihak Belanda, namun pada pertempuran kedua, yang terjadi pada tahun 1849,
belanda berhasil merebut benteng terakhir Kerajaan Buleleng di Jagaraga. Belanda
terus menaklukkan kerajaan-kerajaan kecil di Pulau Bali. Akibatnya muncullah “Perang
Puputan”.
|
NO
|
DAERAH
PERLAWANAN
|
TOKOH
|
TAHUN
|
LATARBELAKANG
PERLAWANAN
|
TAKTIK
/ STRATEGI YANG DIPAKAI
|
|
INDONESIA
|
BELANDA
|
|||||
5
|
KALIMANTAN SELATAN
|
Kalimantan Selatan
» Pangeran Antasari
» Kiai Demang Leman
» Haji Nasrun
» Haji Buyasin
» Tumenggu Suropati
» Kiai Langlang
Belanda :
»
|
1859 - 1905
|
Sebab
– sebab peperangan :
∘ Faktor ekonomi. Belanda melakukan monopoli perdagangan
lada, rotan, damar, serta hasil tambang yaitu emas dan intan, Apalagi di
daerah itu diketemukan tambang batu bara di Pangaronan dan Kalangan.
∘
Faktor politik. Belanda ikut campur
urusan tahta kerajaan yang menimbulkan berbagai ketidak senangan.
∘
pada tahun 1850, muncul benih-benih permusuhan antara pihak keratin. Belanda
juga ikut ambil bagian didalam menentukan politik kerajaan dengan mengadu
domba oknum-oknum keluarga sultan sendiri.
|
∘ Pasukan Antasari menyerbu pos –pos Belanda yang ada
di Martapura dan Pangron pada akhir april 1859 dibawah pimpinan Kiai Demang
Leman dan Haji Buyasin pada bulan agustus 1859 sehingga pasukan banjar
berhasil merebut benteng Belanda di Tabanio
∘ Pangeran
Hidayatullah dan Pangeran
Antasari
menggunakan strategi perang gerilya dengan membuat kerajaan baru di pedalaman
dan membangun benteng-benteng pertahanan di hutan-hutan. Daerah pertempuran berada di
daerah Kalimantan Selatan dan sebagian Kalimantan Tengah. Termasuk di daerah
sungai Barito.
|
ketika Belanda juga ikut ambil bagian
didalam menentukan politik kerajaan dengan mengadu domba oknum-oknum keluarga
sultan sendiri. Ketika pertempuran sedang berlangsung, Belanda memecat Pangeran
Hidayat sebagai mangkubumi karena menolak menghentikan perlawanan. Pada
tanggal 11 juni 1980 jabatan sultan kosong dan jabatan mangkubumi dihapuskan.
Dengan demikian, kerajaan banjar dihapuskan dan dimasukan kedalam wilayah
kekuasaan Belanda. Pertempuran terus meluas diberbagai daerah seperti Tanah
Laut, Barito, dll. Dalam menghadapi serangan ini, Belanda mengalami
kesulitan, Namun setelah mendapat bantuan dari luar akhirnya belanda berhasil
mematahkan perlawanan rakyat. Pada tanggal 3 februari 1862, angeran Hidayat
tertangkap dan dibuang ke Jawa.
|
NO
|
DAERAH
PERLAWANAN
|
TOKOH
|
TAHUN
|
LATARBELAKANG
PERLAWANAN
|
TAKTIK
/ STRATEGI YANG DIPAKAI
|
|
INDONESIA
|
BELANDA
|
|||||
6.
|
MALUKU
|
Maluku :
» Pattimura ( Thomas Matulessi )
» Anthonie Rhebok
» Thomas Pattiweal
» Lucas Latumahina
» Johanes Matulessi
» Chirtina Martha Tiahahu
Belanda :
» Van de Berg
» Mayor Beetjes
» Buyskes
|
1817
|
Di samping adanya tekanan – takanan
yang berat dibidang ekonomi sejak kekuasaan VOC juga dikarenakan hal berikut
:
1.
Sebab Ekonomis
» yakni adanya tindakan – tindakan pemerintah belanda yang memperberat
kehidupan rakyat, seperti system penyerahan secara paksa, kewajiban kerja
belandong, penyerahan atap dan gabah – gabah, penyerahan ikan asin, dendeng,
dan kopi.
2.
Sebab Psikologi
» yaitu adanya pemecatan buruh – buruh sekolah akibat pengurangan sekolah dan
gereja, serta pengiriman orang – orang Maluku untuk dinas militer ke Batavia.
Hal – hal tersebut merupakan tindakan penindasan
pemerintah Belanda terhadap rakyat Maluku. Oleh karena itu, rakyat Maluku
bangkit dan berjuang melawan imperialisme Belanda.
|
» Dalam usaha mengangkat
senjata bersama rakyat dalam melawan belanda, Sultan Nuku berhasil membina
angkatan armada perang yang terdiri 200 buah kapal perang dan 6000 orang
pasukan. Siasatnya mengadu domba Inggris dengan Belanda, berhasil membebaskan
kota Soa Siu dari kekuasaan Belanda (20 Juni 1801). Maluku Utara berhasil
dipersatukan di bawah kekuasaan Sultan Nuku (Tidore).
» Siasat
patimurra dalam penyerbuan Benteng Duurstede belanda berhasil direbut Tetapi pertempuran di Maluku
berkurang akibat tertangkapnya Kapitan Pattimura berserta kawannya dalam
pertempuran.
|
Pada saat belanda meminta bantuan. Situasi
berbalik setelah datangnya bala bantuan dari Batavia di bawah pimpinan
Buyskes. Pasukan Belanda terus mengadakan penggempuran dan berhasil mengusai
kembali daerah – daerah Maluku. Perlawanan semakin mereda setelah banyak
pemimpin tertawan seperti Pattimura ( Thomas Matulessi , Anthonie Rhebok, dan
lainnya. Sampai pada saat Thomas Matulessi dan kawan – kawan seperjuangannya
menjalani hukuman mati di tiang gantung.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar