Jumat, 26 September 2014




“ SEJARAH “

“ PERLAWANAN DIBERBAGAI NEGARA DIINDONESIA DALAM PERTENTANGAN DOMINASI ASING “


D
I
S
U
S
U
N


Oleh :

 JULY ASTRI MELIAKHI GLORYA
FOLLOW : @JULYGLORYA

KELAS X.1 MIA




NO
DAERAH PERLAWANAN
TOKOH
TAHUN
LATARBELAKANG PERLAWANAN
TAKTIK / STRATEGI YANG DIPAKAI
INDONESIA
BELANDA
1.
ACEH
Belanda :
» MAYOR JENDRAL J.H.R KOHLER

Aceh :
» TEUKU UMAR
» CUT NYAK DIEN
1873 -1914
Aceh memiliki kedudukan strategis sebagai pusat perdagangan aceh yang banyak menghasilkan lada dan tambang serta hasil hutan. Oleh karena itu, belanda berambisi untuk mendudukinya. Sebaliknya orang – orang aceh berambisi ingin tetap mempertahankan kedaulatannya. Sampai 1871, aceh masih mempunyai kebebasan sebagai kerajaan yang merdeka. Situasi mulai berubah dengan adanya TRAKTAT SUMATRA ( yang ditandatangani inggris dan belada pada tanggal 2 november 1871 ). Isi Traktat Sumatra “ pemberian kebebasan bagi belanda untuk memperluas daerah kekuasaan di Sumatra, termasuk Aceh. Karena aceh merasa terancam, Aceh berusaha memperkuat diri dengan mengadakan hubungan dengan Turki, Konsul Italia, bahkan engan Konsul Amerika Serikat di Singapura. Tindakan ini sangat mengkhawatirkan belanda karena belanda tidak ingin adanya campur tangan dari luar. Belanda memberikan ultimatum, namun Aceh tidak menghiraukannya. Pada 26 maret 1873 Belanda memaklumkan perang.
Ketika pihak utusan Aceh yang dikirim ke Turki, yaitu Habib Abrurrachman tiba kembali ke Aceh tahun 1879 maka kegiatan penyerangan ke pos – pos Belanda diperhebat. Habib Abdurracham bersama Teuku Cik Di Tiro  dan Imam Lueng Bata mengatur taktik penyerangan guna mengacaukan dan memperlemah pos – pos Belanda.
Pihak Belanda berusaha mengetahui rahasia kekuatan Aceh terutama yang menyangkut kehidupan sosial budayanya. Oleh karena itu, pemerintah Belanda mengirim Dr. Snouck Hurgronye / seorang ahli tentang islam. Untuk meneliti soal sosial budaya masyarakat Aceh dengan menyamar sebagai ulama dengan nama Abdul Gafur dan dia berhasil masuk Aceh.
NO
DAERAH PERLAWANAN
TOKOH
TAHUN
LATARBELAKANG PERLAWANAN
TAKTIK / STRATEGI YANG DIPAKAI
INDONESIA
BELANDA
2.
SUMATERA
Sumatra :
» Haji Miaskin
» Haji Sumanik
» Haji Piobang
» Malin Basa ( Imam Bonjol )
» Tuanku Mesiangan» Tuanku Nan Renceh
» Datok Bandaharo

Belanda :
» Letkol A.F. Raaff
» Kolonel de Stuer
» Mac. Gillavry
» Elout
1821 - 1838
Dilatar belakangi konflik antara kaum agama dan tokoh – tokoh adat Sumatera Barat. Kaum agama (Pembaru/Paderi) berusaha untuk mengajarkan Islam kepada warga sambil menghapus adat istiadat yang bertentangan dengan Islam, yang bertujuan untuk memurnikan Islam di wilayah Sumatra Barat serta menentang aspek – aspek budaya yang bertentangan dengan aqidah Islam.
Tujuan ini tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya karena kaum adat yang tidak ingin kehilangan kedudukannya, serta adat istiadatnya menentang ajaran kaum Paderi, perbedaan pandangan ini menyebabkan perang saudara serta mengundang kekuatan Inggris dan Belanda.

sebab –sebab pertentangan  kaum padri dengan kaum adat :
Kaum Adat adalah kelompok masyarakat yang walaupun telah memeluk agama islam namun masih teguh memegang adat dan kebiasaan-kebiasaan lama yang bertentangan dengan ajaran Islam.

Tindakan yang dilakukan Belanda adalah mendatangkan pasukan dipimpin oleh Letnan Kolonel Elout kemudian Mayor Michaels dengan tugas pokok menundukkan Kaum Padri.
Pada tanggal 25 Oktober 1833 Belanda menawarkan siasat perdamaian dengan mengeluarkan Plakat Panjang yang isinya sebagai berikut:
1. Belanda ingin menghentikan perang 
2. Tidak akan mencampuri urusan dalam negeri Minangkabau
3. Tidak akan menarik cukai dan iuran-iuran.
4. Masalah kopi, lada dan garam akan ditertibkan.
Imam Bonjol tetap waspada dengan siasat Belanda itu. Setelah tahun 1834 terjadi lagi serangan sasaran utama serangan Belanda adalah benteng Bonjol.
NO
DAERAH PERLAWANAN
TOKOH
TAHUN
LATARBELAKANG PERLAWANAN
TAKTIK / STRATEGI YANG DIPAKAI
INDONESIA
BELANDA
3.
JAWA TENGAH
Jawa Tengah :
» pangeran Diponegoro “ Raden Mas Ontowiryono “
» Pangeran Suryamataram
» Ario Prangwadono

Belanda :
» Jendral de Kock

Sebab – sebab umum :
1.Kekuasaan Raja Mataram semakin kecil dan kewibawaannya mulai merosot.
2. Kaum bangsawan merasa di kurangi penghasilannya, karena daerah-daerah yang dulu dibagi-bagikan kepada para bangsawan, kini ambil oleh pemerintah belanda.
3. Rakyat yang mempunyai beban seperti kerja rodi, pajak tanah dan sebagainya merasa tertindas.

Sebab – sebab khusus :
Perang Diponegor adalah pembuatan jalan yang melalui makam leluhur pangeran dipenogoro di tegal rejo.

Sebab – sebab perlawanan Diponegoro :
1.Adanya kekecewaan dan kebencian kerabat istana terhadap tindakan Belanda yang makin intensif mencampuri urusan keratin melalui Patih Danurejo ( kaki tangan Belanda )
2.Adanya kebencian rakyat pada umumnya dan para petani khususnya akibat tekanan pajak yang sangat memberatkan.
3. Adanya kekecewaan di kalangan para bangsawan, karena hak – haknya banyak yang dikurangi.

Setelah pertempuran di Tegalrejo, Pangeran Diponegoro dan pasukannya menyingkir ke Dekso. Di daerah Plered, pasukan Diponegoro dipimpin oleh Kertapengalasan yang memiliki kemampuan yang cukup kuat.
Kabar mengenai pecahnya perang melawan Belanda segera meluas ke berbagai daerah. Dengan dikumandangkannya perang sabil, di Surakarta oleh Kiai Mojo, di Kedu oleh Kiai Hasan Besari, dan di daerah – daerah lain maka pada pertempuran – pertempuran tahun 1825 – 1826 pasukan belanda banyak terpukul dan terdesak.
Usaha dan tipu daya Belanda dalam mematahkan perlawanan :
1.Siasat benteng stelsel, yang dilakukan oleh Jenderal de Kock mulai tahun 1827
2. siasat bujukan agar perlawanan menjadi reda.
3. siasat pemberian hadiah sebesar 20.000,- ringgit kepada siapa saja yang dapat menangkap Pangeran Diponegoro.
4. siasat tipu muslihat, yaitu ajakan berunding dengan Pangeran Diponegoro dan akhirnya ditangkap.
Dengan berbagai tipu daya, akhirnya satu per satu pemimpin perlawanan tertangkap dan menyerah, antara lain Pangeran Suryamataram dan Ario Prangwardono ( tertangkap 19 januari 1827 ), Pangeran Serang, dan Notoprodjo ( menyerah 21 juni 1827 ), dan lainya.
NO
DAERAH PERLAWANAN
TOKOH
TAHUN
LATARBELAKANG PERLAWANAN
TAKTIK / STRATEGI YANG DIPAKAI
INDONESIA
BELANDA
4.
BALI
Belanda :
» Mayor Jendral Van de Wijck
» Van Swieten
» La Bron de Vexela
»

Bali :
»  I Gusti Ngurah Made Karang Asem
» patih I Gusti Ketut Jelantik
» I Nyoman Gempol
» Ida Made Rai
» Jero Jempiring ( istrinya I Gusti Ketut Jelantik )
1846 - 1905
Adanya hak tawan karang yang dimiliki raja-raja terdampar di perairan wilayah kerajaan tersebut. Antara belanda dengan pihak kerajaan buleleng yaitu Raja I Gusti Ngurah Made Karang Asem beserta patih I gusti Ketut Jelantik telah ada perjanjian pada tahun 1845 isinya pihak kerajaan akan membantu Belanda jika kapalnya terdampar di daerah Buleleng namun perjanjian itu tidak bisa berjalan dengan semestinya.

Karena perang dijiwai oleh semangat PUPUTAN yaitu perang habis-habisan. Bagi masyarakat Bali , Puputan dilakukan dengan Prinsip  :

a.       1. Nyawa seorang Ksatria berada diujung senjata kematian di medan pertempuran merupakan kehormatan
b.        
c.       2. Dalam mempertahankan  kehormatan bangsa dan Negara maupun keluarga tidak dikenal istilah menyerah kepada musuh.
d.        
3.  Menurut ajaran agama hindu , orang yang mati dalam peperangan rohnya akan masuk Surga.
Perlawan bali tidaklah padam. Pada tahun 1858, I Nyoman Gempol mengangkat senjata melawan Belanda, namun berhasil dipukul mundur. Pada tahun 1868 terjadi lagi perlawanan bali terhadap belanda di bawah pimpinan Ida Made Rai, ini pun juga mengalami kegagalan. Perlawanan Bali tetap berlanjut sampai pada awal abad ke-20 ( 1905 ).
Peistiwa inilah yang dijadikan dalil oleh Belanda. Belanda berusaha memaksa kehendaknya untuk menghapus hak tawan karang. pertama-tama Belanda memanfaatkan hak tersebut dengan sengaja membiarkan kerjaan Buleleng menawangkarangi sebuah kapal di Prancak (daerah Jembara) yang saat itu berada dibawah kekuasaan Kerajaan Buleleng. Peristiwa inilah yang dijadikan dalil oleh Belanda untuk menyerang Pulau Bali pada tahun 1848. Karena Belanda menganggap bahwa kerajaan Buleleng adalah kerajaan terkuat. pertama mengalami kegagalan dipihak Belanda, namun pada pertempuran kedua, yang terjadi pada tahun 1849, belanda berhasil merebut benteng terakhir Kerajaan Buleleng di Jagaraga. Belanda terus menaklukkan kerajaan-kerajaan kecil di Pulau Bali. Akibatnya muncullah “Perang Puputan”.

NO
DAERAH PERLAWANAN
TOKOH
TAHUN
LATARBELAKANG PERLAWANAN
TAKTIK / STRATEGI YANG DIPAKAI
INDONESIA
BELANDA
5
KALIMANTAN SELATAN
Kalimantan Selatan
» Pangeran Antasari
» Kiai Demang Leman
» Haji Nasrun
» Haji Buyasin
» Tumenggu Suropati
» Kiai Langlang

Belanda :
»
1859 - 1905
Sebab – sebab peperangan :

Faktor ekonomi. Belanda melakukan monopoli perdagangan lada, rotan, damar, serta hasil tambang yaitu emas dan intan, Apalagi di daerah itu diketemukan tambang batu bara di Pangaronan dan Kalangan.

Faktor politik. Belanda ikut campur urusan tahta kerajaan yang menimbulkan berbagai ketidak senangan.

pada tahun 1850, muncul benih-benih permusuhan antara pihak keratin. Belanda juga ikut ambil bagian didalam menentukan politik kerajaan dengan mengadu domba oknum-oknum keluarga sultan sendiri.
Pasukan Antasari menyerbu pos –pos Belanda yang ada di Martapura dan Pangron pada akhir april 1859 dibawah pimpinan Kiai Demang Leman dan Haji Buyasin pada bulan agustus 1859 sehingga pasukan banjar berhasil merebut benteng Belanda di Tabanio

Pangeran Hidayatullah dan Pangeran Antasari menggunakan strategi perang gerilya dengan membuat kerajaan baru di pedalaman dan membangun benteng-benteng pertahanan di hutan-hutan. Daerah pertempuran berada di daerah Kalimantan Selatan dan sebagian Kalimantan Tengah. Termasuk di daerah sungai Barito.

ketika Belanda juga ikut ambil bagian didalam menentukan politik kerajaan dengan mengadu domba oknum-oknum keluarga sultan sendiri. Ketika pertempuran sedang berlangsung, Belanda memecat Pangeran Hidayat sebagai mangkubumi karena menolak menghentikan perlawanan. Pada tanggal 11 juni 1980 jabatan sultan kosong dan jabatan mangkubumi dihapuskan. Dengan demikian, kerajaan banjar dihapuskan dan dimasukan kedalam wilayah kekuasaan Belanda. Pertempuran terus meluas diberbagai daerah seperti Tanah Laut, Barito, dll. Dalam menghadapi serangan ini, Belanda mengalami kesulitan, Namun setelah mendapat bantuan dari luar akhirnya belanda berhasil mematahkan perlawanan rakyat. Pada tanggal 3 februari 1862, angeran Hidayat tertangkap dan dibuang ke Jawa.
NO
DAERAH PERLAWANAN
TOKOH
TAHUN
LATARBELAKANG PERLAWANAN
TAKTIK / STRATEGI YANG DIPAKAI
INDONESIA
BELANDA
6.
MALUKU
Maluku :
» Pattimura ( Thomas Matulessi )
» Anthonie Rhebok
» Thomas Pattiweal
» Lucas Latumahina
» Johanes Matulessi
» Chirtina Martha Tiahahu

Belanda :
» Van de Berg
» Mayor Beetjes
» Buyskes
1817
Di samping adanya tekanan – takanan yang berat dibidang ekonomi sejak kekuasaan VOC juga dikarenakan hal berikut :

1.       Sebab Ekonomis » yakni adanya tindakan – tindakan pemerintah belanda yang memperberat kehidupan rakyat, seperti system penyerahan secara paksa, kewajiban kerja belandong, penyerahan atap dan gabah – gabah, penyerahan ikan asin, dendeng, dan kopi.

2.       Sebab Psikologi » yaitu adanya pemecatan buruh – buruh sekolah akibat pengurangan sekolah dan gereja, serta pengiriman orang – orang Maluku untuk dinas militer ke Batavia.

Hal – hal tersebut merupakan tindakan penindasan pemerintah Belanda terhadap rakyat Maluku. Oleh karena itu, rakyat Maluku bangkit dan berjuang melawan imperialisme Belanda.
» Dalam usaha mengangkat senjata bersama rakyat dalam melawan belanda, Sultan Nuku berhasil membina angkatan armada perang yang terdiri 200 buah kapal perang dan 6000 orang pasukan. Siasatnya mengadu domba Inggris dengan Belanda, berhasil membebaskan kota Soa Siu dari kekuasaan Belanda (20 Juni 1801). Maluku Utara berhasil dipersatukan di bawah kekuasaan Sultan Nuku (Tidore).
» Siasat patimurra dalam penyerbuan Benteng Duurstede belanda berhasil direbut Tetapi pertempuran di Maluku berkurang akibat tertangkapnya Kapitan Pattimura berserta kawannya dalam pertempuran.
Pada saat belanda meminta bantuan. Situasi berbalik setelah datangnya bala bantuan dari Batavia di bawah pimpinan Buyskes. Pasukan Belanda terus mengadakan penggempuran dan berhasil mengusai kembali daerah – daerah Maluku. Perlawanan semakin mereda setelah banyak pemimpin tertawan seperti Pattimura ( Thomas Matulessi , Anthonie Rhebok, dan lainnya. Sampai pada saat Thomas Matulessi dan kawan – kawan seperjuangannya menjalani hukuman mati di tiang gantung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar